Jumat, 30 Desember 2011

TAMAN CINTA



KRING!!KRING!!KRING!! Tepat pukul 06.00 pagi jam wekerku berbunyi. Aku bangun dari tempat tidur. Aku buka gorden warna hijau muda yang menutupi jendela kamarku. Sang surya yang menyinari bumi itu belum sepenuhnya bangun. Masih terlihat sebagian langit yang belum terang. Aku buka jendela kamarku. Kulihat disekeliling perkarangan rumah yang dihiasi berbagai jenis bunga dan pepohonan. Semuanya masih terlihat basah akibat hujan semalam yang begitu deras dan embun yang membasahi jendela kamarku. Pagi ini sangat indah.  Aku suka pagi yang semalamnya habis hujan.
          Hari ini hari minggu. Aku tak tahu hari ini mau kemana. Tidak seperti teman-temanku yang lain, pasti hari libur seperti ini mereka manfaatkan untuk main atau bersenang-senang dengan pacarnya masing-masing. Sedangkan aku, hanya menghabiskan waktu dirumah dengan duduk manis di depan televisi atau hanya bermalas-malasan di kamar. Aku ingin seperti mereka yang bisa pergi dengan pasangannya masing-masing, pulang sekolah bareng, belajar bareng pokoknya semua aktivitas dilakukan bersama-sama.  Tetapi itu semua hanya sebatas mimpi. Aku tidak punya pacar. Jangankan pacar, teman dekat cowok pun aku tak punya. Di sekolah menurutku cowok-cowoknya tidak ada yang tampan, standard semua. Ada sih yang tampan, tapi sudah punya pacar semua. Sisanya yang cupu-cupu deh. ah nggak banget kan aku pacaran sama yang cupu. Ih gak mau ah!

          “Rara.” Teriak mama dari bawah. Sehingga membuat khayalanku tentang cowok hilang semua.
          “Iya mah. Ada apa?” tanyaku.
          “Kesini sebentar. Ada temanmu nih dibawah”. Jawab mama
          Aku pun kebawah menghampiri temanku yang datang. Aneh sekali temanku datang hari libur seperti ini. Biasanya kan mereka selalu triple date. Asik dengan pasangannya masing-masing sehingga lupa sama aku yang masih jomblo.
          “Hai, Rara.” Sapa Mila. Mila ini teman sebangkuku. Dia ini teman pertamaku di SMA.
          “Tumben banget kalian kesini. Emangnya kalian gak pacaran? Biasanya juga triple date kalo hari libur seperti ini.” tanyaku sinis.
          “Yaampun ra, gitu banget sih jawabnya. Kita kesini tuh mau ngajak lo main. “ jawab Nisa. Nisa ini temanku yang paling pintar. Selalu rangking 1 di kelas.
          “Main? Kemana? Emangnya kita ada janji ya mau main?” Tanyaku masih sinis.
          “Iya emang ga ada janji. Tapi kita sengaja kok ngajak lo main. Ya sekali-kali liburan sama teman gitu. Jangan sama pacar mulu. Bosan. Kita sengaja nih gak jalan sama pacar kita masing-masing buat main bareng gini.” Jawab Nisa.
          “Oh. Jadi kalian lagi pada bosan sama pacarnya, jadi ngajakin gue main gitu?”
          “Yaampun ra, kok lo marah-marah sih? Kita beneran kok emang pengen ngajak lo main. Mau gak?” Tanya Lisa. Lisa adalah temanku yang sangat cantik. Banyak sekali cowok-cowok disekolah yang suka padanya. Tapi sayangnya dia sudah punya pacar dari SMP.
          “Iya deh mau. Tunggu ya, gue ganti baju dulu.” Jawabku senang.
          Akhirnya ada juga yang ngajakku main. Ya meskipun bukan cowok, tapi setidaknya hari libur seperti ini aku bisa keluar rumah.
          Kami berempat memang sudah jarang sekali main bareng seperti ini. Apalagi semenjak semuanya sudah punya pacar. Senang banget rasanya bisa jalan bareng lagi. Hari libur ini bukan hari yang menyebalkan kesekian ratus kalinya. Karena aku bisa main bareng sama teman-temanku. Seperti dulu, kami selalu main ke Mall Semanggi. Mall ini salah satu tempat main kami. disini biasanya kami main bolling. Bisa-bisa seharian kami hanya main bolling. Karena kami berempat memang suka sekali main bolling.
          Hari ini pun berlalu begitu cepat. Tidak seperti biasanya, aku sangat benci sekali hari minggu. Aku ingin sekali segera hari senin, supaya aku bisa keluar rumah dan bertemu teman-temanku di sekolah. Tetapi untuk hari ini, aku sangat suka. Rasanya aku tidak ingin mengakhiri hari ini.
          Seperti hari-hari biasanya, aku barangkat dan pulang sekolah selalu diantar dan dijemput oleh Lisa. Lisa selalu ke rumahku dulu lalu ke rumah Nisa dan terakhir ke rumah Mila.  Rumah Lisa memang paling jauh diantara kami berempat. Untungnya rumah kami searah semua, jadi kami bisa berangkat dan pulang sekolah bersama-sama.
          Tetapi hari ini, kami hanya berangkat sekolahnya saja yang bareng. Pulang sekolah mereka semua dijemput sama pacarnya masing-masing. Tidak seperti biasanya, mereka main disaat hari sekolah. Biasanya hanya jemput saja, tetapi mereka main bareng katanya sih untuk menggantikan hari minggu kemarin. Yah, jadi hari ini aku pulang sekolah sendiri deh.
          Aku menyelusuri jalan setapak menuju rumahku. Dipertengahan jalan aku melihat sebuah taman yang indah. Taman tersebut tampak kosong tidak ada pengunjungnya sama sekali. Sepertinya taman itu cocok untuk aku yang memang sendiri. Tidak seperti taman biasanya, yang dikunjungi oleh pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara.
          Tanpa disadari kakiku melangkah menuju taman tersebut. Aku duduk disebuah bangku yang sangat kotor seperti sudah lama tidak ada yang menduduki taman ini. Jarang sekali ada taman yang sepi seperti ini. Hanya terdengar suara air yang mengalir di air terjun buatan dan suara kicau burung yang meramaikan taman ini. Sungguh aneh sekali taman ini, tetapi kenapa aku nyaman sekali dengan kondisi taman seperti ini. Taman yang begitu nyaman, taman yang begitu sejuk, udara yang dikeluarkan oleh pohon-pohon yang ada di taman ini sangat segar.
          Langit pun berubah menjadi gelap. Takku sadari sudah lama sekali duduk dan menikmati indahnya taman ini. Sudah malam, aku harus pulang. Pasti mamah khawatir aku jam segini belum sampai rumah. Ketika aku hendak meninggalkan taman ini, di pojokan taman aku melihat sosok pria yang sedang duduk sambil memegang buku dan pulpen. Aku tidak melihat jelas siapa pria tersebut dan sedang apa dia ke taman malam-malam seperti ini. Aku pun penasaran, akhirnya aku hampiri pria itu,.
          “Hai, permisi.” Tanyaku sedikit takut.
          “Iya, siapa ya?” jawab pria itu dingin.
          “Aku Rara, kamu siapa? Sedang apa kamu malam-malam di taman sepi ini?” Tanyaku penasaran.
          “Apa hubungannya sama kamu.? Suka-suka aku dong mau di taman sendirian kek, rame-rame kek. Gak ada urusannya sama kamu kan?” jawabnya sinis.
          Ye, ditanya baik-baik malah jawabnya marah-marah. Emang gak ada urusannya sama aku. Lagian aku cuman nanya kok. Yaudah maaf kalo aku ganggu.” Ujarku kesal.
          Aku pun tinggalkan pria itu. Dengan wajah kesal aku masuk rumah. Mama dan papa pun bertanya kepadaku tapi tidak aku jawab. Aku langsung masuk kamar.
          Siapa ya pria yang tadi itu? Pikiran itu pun muncul lagi?  Rasa penasaranku belum juga hilang padahal tadi sudah dibentak-bentak seperti itu. Rasanya aku ingin sekali selidiki pria itu. Malam ini yang ada dipikiranku hanya pria itu. Sampai-sampai pria itu masuk kedalam mimpiku.
          Sudah seminggu ini aku tidak pulang bareng dengan teman-temanku. Mereka sedang asik dengan main triple datenya. Yah, dengan terpaksa aku pulang sendiri lagi, lagi dan lagi. Tetapi ada untungnya juga sih aku tidak pulang bareng mereka, aku bisa mampir ke taman itu. Aku bisa menyelidiki pria tersebut.
Tetapi sudah seminggu pria tersebut tidak muncul di taman ini.  Kemana dia? Aku kehilangan jejaknya. Tiba-tiba ada yang memukul punggungku dari belakang.
“Hai, Rara.” Ujarnya.
“Siapa kamu?” tanyaku kaget.
“Kamu lupa sama aku? Aku pria yang kamu tegor waktu malam-malam itu.” Jelasnya.
“Oh, kamu. Ngapain kamu negor aku? Bukannya kamu merasa terganggu ya ada aku?” ujarku sinis.
“Oh masalah itu, iya aku minta maaf ya, abisnya kamu ganggu sih. Waktu itu tuh aku sedang bikin laporan buat tugas kuliahku. Aku sedang konsentrasi tiba-tiba kamu datang. Maaf ya, Ra.” Penjelasan pria itu.
“iya gak apa-apa kok. Aku yang minta maaf sama kamu. Aku gak tau kalau kamu sedang bikin tugas. Hehehe. Nama kamu siapa?” ujarku merasa tidak enak.
“Iya, sama-sama. Aku Ken. Oya, sedang apa kamu sendirian di taman ini?” tanyanya.
“Aku memang sudah seminggu ini sering ke taman ini. Abisnya taman ini aneh tidak ada pengunjungnya. Sepi sekali. Aku suka taman yang seperti ini, bisa menenangkan pikiran yang sedang stress. Jadinya aku sering kesini deh. kalo kamu sedang apa disini?” ujarku.
“Aku juga seperti kamu, aku suka taman yang sepi seperti ini. Biasanya aku kesini untuk mengerjakan tugas kuliah.” Jawabnya
Akhirnya kami ngobrol-ngobrol mengenalkan diri kami masing-masing. Tak terasa sudah larut malam.  Aku pun diantar Ken pulang. Sesampainya di rumah, tiba-tiba Ken minta nomor hpku. Karena aku merasa tidak keberatan, aku pun memberikan nomor hpku kepadanya.
Semenjak kejadian di taman itu, aku dan Ken mulai dekat. Ken pun akhir-akhir ini sering mengantar jemput aku di sekolah. Karena sekolah aku dan kampusnya Ken searah. Kami sering jalan berdua. Ken sering mengajakku makan diluar, ngobrol-ngobrol di taman itu, sering main ke rumah. Ya bisa dibilang Ken sedang PDKT kepadaku. Ken pria yang dewasa, dia bisa menghargai perasaan wanita. Dia juga bisa menjaga dan mengerti apa yang diinginkanku.

Tetapi aku bingung dengan perasaanku kepada Ken. setiap aku dekat dia, hatiku berdebar-bedar kencang sekali. Sehingga aku tidak bisa mengendalikan perasaanku didepannya. Aku begitu terlihat bodoh didepannya. Wajahku merah seperti kepiting rebus, tingkah laku aneh. Ah!Rasanya bukan aku banget. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa kagum dan sukaku kepada dia. Dia pria yang memang aku idam-idamkan. Ken pria yang selalu ada didalam mimpiku. pria yang bisa membuat aku senang dimimpi itu. Rasanya aku tidak ingin bangun dari mimpi itu ketika aku sedang memimpikan Ken.
 Ken memiliki wajah yang lumayan tampan. Muka yang tampan itu selalu terbayang dibenakku setiap saat. Aku selalu memikirkan Ken. Ken bisa membuat hidupku menjadi berwarna. Sekarang ini ada yang memperhatikanku selain mama dan papa. Ada yang bisa mengajakku pergi di hari libur, ada yang menemani aku di setiap saat. Pokoknya Ken memberi hari-hariku semakin berarti tidak flat seperti biasanya. Apakah aku mulai jatuh cinta kepadanya? Apakah pria yang selama ini aku cari adalah Ken? Aku tidak tahu dengan perasaanku sendiri.
Pada suatu hari saat Ken menjemputku di sekolah, Ken mengajakku ke taman itu. Tapi pada saat itu Ken terlihat sangat rapih sekali. Dia juga sangat wangi. Aku tidak tahu kenapa penampilannya berubah seperti itu. Sesampainya di taman, Ken menutup mataku dengan sapu tangannya. Dia bilang ingin memberikan kejutan buatku. Hatiku sangat berdebar-debar. Aku penasaran kejutan apa yang diberikan Ken kepadaku.
Sebelum Ken menjemputku, Ken sudah mempersiapkan semuanya. Ken sudah merubah taman itu menjadi taman yang sangat cantik dan indah. Banyak bunga-bunga yang indah di sekeliling taman itu. Ken juga menyiapkan tempat dinner buat kami yang sangat romantis. Disitu juga ada band akustik yang sengaja disewa Ken untuk menemani kami dinner. Oh my God! Ken pria yang sangat romantis. Aku semakin mengaguminya.
Setelah dinner, Ken mengeluarkan setangkai bunga mawar berwarna putih. Dia juga mengungkapkan seluruh perasaannya kepadaku. Aku sangat kaget. Aku tidak menyangka Ken secepat itu menyatakan perasaannya kepadaku. Aku bingung, aku harus jawab apa pertanyaan Ken. Disisi lain aku juga menyukainya, tapi aku masih ragu atas perasaan Ken kepadaku.
“Ra, gimana? Kamu mau jadi pacar aku?” Tanya Ken.
“Ehm, gimana ya. Aku juga suka sama kamu Ken. Aku juga sayang sama kamu. Tapi aku masih ragu sama perasaan kamu kepadaku.” Jawab Rara.
“ Apa yang kamu ragukan dari aku? Aku benar-benar sayang sama kamu, aku juga cinta sama kamu.” Jelas Ken.
“Kamu benar sayang dan cinta sama aku?” Tanyaku.
“Iya Ra, kamu wanita yang sangat aku sayang dan cinta. Kamu mau kan jadi pacar aku?” Tanya Ken lagi.
“Iya Ken, aku mau jadi pacar kamu.” Jawabku.
Akhirnya kami pun resmi jadi sepasang kekasih. Hari ini aku sangat sekali. Statusku berubah dari single menjadi In a relationship. Akhirnya aku punya pacar juga. Aku senang sekali. Aku bisa mengenalkan Ken kepada teman-temanku sebagai pacarku. Sekarang aku tidak kesepian lagi. Aku tidak sirik lagi ketika teman-temanku main bersama pacarnya. Oh. My god. Akhirnya semua mimpi aku terwujud. Aku memiliki seorang pangeran yang bisa menemaniku di setiap saat. Akhirnya aku pun jatuh cinta. Jatuh cinta kepada Ken. Pria yang memang aku tunggu-tunggu. Semoga hubunganku dengan Ken bisa terus berjalan dan hanya maut yang bisa memisahkan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar